Makna Kesetiaan di Balik Roti Buaya pada Tradisi Masyarakat Betawi

Makna Kesetiaan di Balik Roti Buaya pada Tradisi Masyarakat Betawi

Tahukah kamu bahwa terdapat arti yang mendalam di balik roti buaya? Sebagai sebuah hidangan, sekilas roti buaya hanyalah roti yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai seekor buaya. Ukurannya pun lumayan besar, meski tidak sebesar buaya yang sebenarnya. Barangkali Anda dulu menyaksikan hidangan satu ini?

Sejarah roti buaya
Seperti namanya, roti buaya adalah roti berupa buaya. Hidangan roti ini digunakan oleh masyarakat Betawi sebagai seserahan didalam upacara pernikahan adat Betawi. Selain roti buaya, tentunya tersedia beberapa seserahan lain. Namun gara-gara keunikannya, kali ini mari kami bahas soal roti buaya Jual Roti Buaya .

Dipercayai bahwa pemanfaatan roti buaya sebagai seserahan didalam pernikahan adalah adaptasi dari budaya bangsa Eropa. Bangsa Eropa biasa mengfungsikan bunga sebagai perlambangan cinta dan pernikahan. Karena dambakan punya lambang sendiri, masyarakat Betawi mengganti bunga bersama roti.

Lalu kenapa bentuk buaya yang dipilih? Sekilas, buaya memberi kesan binatang yang buas dan berbahaya. Dulu, Jakarta punya banyak sungai dan rawa. Tentunya ekosistem seperti itu menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi buaya air tawar. Dan kami semua mengerti bahwa Jakarta identik bersama warga Betawi sebagai masyarakat lokal. Maka tidak heran kecuali masyarakat Betawi memilih buaya gara-gara kedekatannya bersama kehidupan di wilayah Jakarta.

Sayangnya, di jaman modern ini istilah ‘buaya darat’ punya konteks negatif, yakni pria hidung belang yang tidak setia. Kendati demikian, percayalah bahwa roti buaya punya arti yang jauh tidak sama dan lebih mendalam daripada itu.

Berbagai arti dari roti buaya
Pertama-tama, roti buaya dipercaya punya arti kesetiaan. Sebagai hewan, buaya hanya punya satu pasangan seumur hidup. Artinya, dikehendaki pasangan yang menikah mampu setia tetap hingga akhir hayat. Kedua, roti buaya menjadi lambang kesabaran dan umur yang panjang. Buaya sendiri merupakan hewan purba yang mampu menempuh segala macam terjangan perubahan alam. Selain itu, buaya terhitung punya umur yang panjang. Harapannya, pasangan yang menikah mampu punya kesabaran yang besar pada satu mirip lain dan mampu hidup hingga umur tua.

Ketiga, roti buaya punya lambang kemapanan. Dahulu, tidak semua orang mampu mengkonsumsi roti. Roti dianggap sebagai makanan kaum kelas atas atau makanan orang kaya. Oleh gara-gara itu, pemanfaatan roti buaya dikehendaki mampu memberi tambahan rezeki yang banyak bagi pasangan yang menikah dan hidup berkecukupan.

Keempat, roti buaya terhitung menjadi lambang kesuburan. Biasanya, pengantin laki laki dapat membawa sepasang roti buaya, yakni roti buaya ‘jantan’ dan ‘betina’. Roti buaya betina biasanya tidak sama gara-gara punya buaya yang lebih kecil di atas punggungnya. Bentuk roti inilah yang menjadi perlambangan kesuburan. Dengan harapan agar pasangan yang menikah mampu punya banyak keturunan.

Terakhir, roti buaya terhitung menjadi lambang kekuatan dan kestabilan rumah tangga. Karena buaya dianggap sebagai hewan yang kuat dan berada di posisi atas rantai makanan. Harapannya, semoga sang suami mampu punya kekuatan untuk melindungi keluarganya dan tidak ringan goyah dikala cobaan berkunjung menerpa.

Makna dan pemanfaatan roti buaya dulu dan sekarang
Roti buaya digunakan sebagai seserahan dari pengantin laki laki pada pengantin wanita. Dulu, kecuali pengantin laki laki berkunjung tanpa membawa roti buaya, maka ia dapat diusir oleh orang tua si pengantin wanita dan tidak boleh menikah. Sekarang, meski hanya sebagai formalitas, tapi untungnya rutinitas ini tetap dihargai dan diterapkan didalam acara pernikahan adat Betawi.

Uniknya, ternyata dulu roti buaya tidak bertujuan sebagai hidangan makanan. Pada zaman dulu, roti buaya sebisa bisa saja dibuat sekeras mungkin. Bahkan tersedia yang mengganti bahannya bersama bahan yang keras seperti batok kelapa.

Dulu, sesudah pernikahan, roti buaya yang keras ini hanya dapat disimpan di lemari dan dibiarkan membusuk secara alami. Hal ini punya arti bahwa roti buaya selanjutnya melambangkan pernikahan yang berumur panjang dan tidak dapat hancur hingga maut memisahkan.

Sekarang, roti buaya dibuat bersama adonan roti yang lembut dan manis. Karena sekarang roti buaya dapat dimakan dan dibagikan, terutama kepada para undangan yang belum menikah. Harapannya agar mereka yang ikut memakannya dapat segera menyusul untuk menikah. Bahkan tersedia yang memberi tambahan bahan lainnya untuk memberi tambahan cita rasa roti buaya ini, seperti cokelat, keju, atau kayu manis.

Itu dia sedikit pemaparan soal arti roti buaya yang unik didalam adat Betawi. Apakah kamu dulu berkunjung ke pernikahan adat Betawi? Apakah roti buaya ini tetap digunakan sebagai seserahan?